Kamis, 15 Desember 2011

PERANAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGI SOLUSI BERTEKNOLOGI TINGGI TERHADAP MASALAH-MASALAH KEMISKINAN

PENDAHULUAN
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan.
Istilah ini biasanya diterapkan untuk menjelaskan teknologi sederhana yang dianggap cocok bagi negara-negara berkembang atau kawasan perdesaan yang kurang berkembang di negara-negara industri maju. Bentuk dari "teknologi tepat guna" ini biasanya lebih bercirikan solusi "padat karya" daripada "padat modal". Kendati perangkat hemat pekerja juga digunakan, ia bukan berarti berbiaya tinggi atau mahal ongkos perawatan. Pada pelaksanaannya, teknologi tepat guna seringkali dijelaskan sebagai penggunaan teknologi paling sederhana yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif di suatu tempat tertentu
.
PEMBAHASAN
Teknologi tepat guna (TTG) merupakan salah satu bentuk teknologi yang dipakai untuk meningkatkan produk dari usaha kecil dan menengah, seperti produk yang bersifat kerakyatan. Bermacam-macam mekanisme difusi telah diterapkan oleh penghasil teknologi kepada masyarakat, tetapi tingkat keberhasilannya masih rendah, sehingga banyak teknologi tepat guna yang dihasilkan tidak terpakai oleh masyarakat alias mubazir. Menyadari hal tersebut diatas, maka tidak berlebihan apabila proses keputusan mendifusikan teknologi tepat guna bagi masyarakat mendapat ruang kajian yang khusus, sehingga dapat dihindari kemubaziran bantuan teknologi tersebut. Didalam menerapkan dan mengembangkan serta menyebarluaskan teknologi tepat guna, sebelumnya wajib dilakukan studi kelayakan untuk menilai aspek berikut :
1.      Teknis, yaitu memperhatikan dan menjaga tata kelestarian lingkungan hidup, penggunaan secara maksimal bahan baku lokal, menjamin mutu (kualitas) dan jumlah (kuantitas) produksi, secara teknis efektif dan efisien, mudah perawatan dan operasi, serta relatif aman dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan.
2.      Ekonomis, yaitu efektif menggunakan modal, keuntungan kembali kepada produsen, jenis usaha kooperatif yang mendorong timbul industri lokal.
3.      Sosial budaya, memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, menjamin perluasan lapangan kerja, menekan pergeseran tenaga kerja, menghidari konflik sosial budaya dan meningkatkan pendapatan yang merata.
4.      Standarisasi, standardisasi teknologi yang akan diterapkan sehingga dapat diterima dan mampu bersaing dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya
Difusi teknologi adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi secara lebih ekstensif oleh penemunya dan/atau pihak-pihak lain dengan tujuan meningkatkan daya guna potensinya. Keberhasilan difusi teknologi dipengaruhi oleh empat faktor penting, yakni inovasi itu sendiri, bagaimana informasi tersebut dikomunikasikan, waktu yang dibutuhkan untuk mengkomunikasikan, dan sistem sosial masyarakat (termasuk keterampilan) serta kondisi alam tempat inovasi tersebut diintroduksikan . Di samping itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses difusi adalah jenis teknologi yang didifusikan serta sistem kelembagaan yang mendukungnya.
Jenis teknologi yang didifusikan akan mempengaruhi mekanisme difusinya. Misalnya untuk teknologi informatika akan memilki mekanisme yang berbeda dengan teknologi pertanian. Walaupun demikian, difusi suatu teknologi yang telah berhasil kemungkinan mekanismenya dapat diterapkan pada jenis teknologi lainnya, tentu saja dengan terlebih dahulu memodifikasikan beberapa aspeknya.
Bermacam-macam variasi mekanisme difusi yang telah diterapkan oleh para penghasil teknologi kepada masyarakat . Tetapi sampai saat ini tingkat keberhasilannya masih relatif rendah, sehingga banyak teknologi tepat guna yang dihasilkan tidak terpakai oleh masyarakat yang membutuhkan alias mubazir.
Difusi teknologi pada dasarnya terjadi melalui beberapa saluran :
1)      Difusi teknologi antar perusahaan
2)      Difusi teknologi antar unit dalam perusahaan
3)      Difusi teknologi antar penyedia teknologi dengan pengguna
4)      Difusi teknologi antar lembaga litbang dengan pengguna

Pertanian merupakan sektor yang menunjukan keberhasilan dalam proses difusi teknologi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya teknologi pertanian yang digunakan oleh masyarakat. Teknologi tepat guna (TTG) merupakan salah satu bentuk teknologi yang dipakai untuk meningkatkan produk dari usaha kecil dan menengah, bahkan produk yang bersifat kerakyatan. TTG pada bidang pertanian adalah salah satu contoh dari jenis TTG tersebut, sehingga sudah selayaknya untuk dikembangkan. Hal ini mengingat sektor pertanian masih menduduki tempat strategis untuk mengimbangi kebutuhan pangan yang terus meningkat. Terlebih hampir seluruh masyarakat Indonesia menggunakan beras sebagai makanan pokok. Lembaga yang dinilai telah berhasil melakukan proses difusi teknologi tepat guna bidang pertanian tersebut antara lain adalah instansi pemerintah (dalam hal ini Departemen Pertanian) dan instansi non-pemerintah, baik industri maupun LSM. Keberhasilan difusi teknologi pertanian di masyarakat, tidak terlepas dari menisme difusi yang digunakan lembaga pelaku difusi dalam mentransformasikan inovasinya. 
Ada tiga kriteria/persyaratan yang harus dipenuhi oleh teknologi tepat guna, yaitu Teknis, Sosial dan Ekonomik.
Persyaratan Teknis meliputi:
1.      Memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan baku yang di import.
2.      Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus dapat diterima oleh pasaran yang ada, baik dalam maupun luar negeri.
3.      Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasar dengan sarana angkutan yang tersedia dan yang masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindarkan kerusakan atas mutu hasil (produk) serta menjamin kesinambungan penyediaan pasokan (suplay) cukup teratur.
4.      Memperhatikan ketertersediaan peralatan, serta operasi dan perawatannya demi kesinambungan (kontinuitas) persyaratan teknis.
Persyaratan Sosial meliputi:
1.      Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada atau keterampilan yang mudah pemindahannya, serta sejauh mungkin mencegah latihan ulang yang sukar dilakukan, mahal dan memakan waktu
2.      Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang.
3.      Menekan serendah mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran ataupun setengah pengangguran.
4.      Membatasi timbulnya ketegangan sosial dan budaya, dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu,
5.      Menjamin agar peningkatan produksi serasi dengan peningkatan yang merata atas pendapatan

Persyaratan Ekonomik
1.      Membatasi sesedikit mungkin kebutuhan modal,
2.      Menekan, sehingga minimum kebutuhan akan devisa,
3.      Mengarahkan pemakaian modal, agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional
4.      Menjamin agar hasil dan keuntungan kembali kepada produsen dan tidak menciptakan terbentuknya mata-rantai baru.
5.      Mengarahkan usaha pada pengelompokan secara koperatif.
Kapan suatu teknologi itu yang sesuai (tepat guna)? Suatu pertanyaan yang sering diajukan. Berbagai jawaban dikemukakan. Dari beberapa jawaban-jawaban dan bertolak dari kriteria dan syarat TTG yang dikemukakan diatas, dapat diajukan beberapa ketentuan bahwa suatu teknologi dikatakan sesuai (tepat guna):
1.      apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang tersedia banyak di suatu tempat,
2.      apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang terdapat sedikit disuatu tempat,
3.      apabila teknologi itu dapat sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat setempat dan
4.      apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/masalah yang sebenarnya, bukan teknologi yang hanya bersemayam dikepala perencananya saja. 
KESIMPULAN
Penerapan TTG adalah sebuah usaha pembaruan. Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha pembaharuan itu akan mendapat hambatan yang dapat menggagalkan usaha permbaharuan tersebut.
Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. Berarti di dalam pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut.
Banyak orang salah sangka: kalau orang membawa pompa bambu, biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka orang itu telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-paket teknologi sederhana tersebut kesebuah desa belum dapat dikatakan sebagai penerapan teknologi tepat guna, bahkan dapat menjerumuskan, apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat desa tersebut, bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut. Paling ideal penerapan teknologi tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat
Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat diartikan bahwa dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju.
PENUTUP
Demikian Makalah yang kami buat semoga memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca serta  bermanfaat bagi perkembangan teknologi di Indonesia. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing atas segala bimbingan dalam penyusunan makalah ini tak lupa kami mohon kritik dan saran untuk penyempurnaan tulisan kami di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
1.       IPTEKnet (http://www.iptek.net)
2.       Wikipedia online (http://id.wikipedia.org)
3.       Bukik Ranah Ilmu (http://lizenhs.wordpress.com)
4.       Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia / LIPPI (http://ttg.lipi.go.id)

Tidak ada komentar: